RSS

Minggu, 29 September 2013

ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN NYERI

Konsep Kenyamanan (Pengertian Nyeri)
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Teori Specificity “suggest” menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesifik yang muncul karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan sentral melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord.

Sifat-Sifat Nyeri
1.     Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
2.     Nyeri bersifat subyektif dan individual
3.     Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
4.     Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien
5.     Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
6.     Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
7.     Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
8.     Nyeri mengawali ketidakmampuan
9.     Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal

     Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut :
1.    Nyeri bersifat individu
2.    Nyeri tidak menyenangkan
3.    Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
4.    Bersifat tidak berkesudahan


v  Reflek Nyeri
Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau diserap.
Ø  Transduksi adalah proses dimana stimulus noksius àaktivitas elektrik reseptor terkait.
Ø  Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf sensorik perifer yang meneruskan impuls ke medulla spinalis, kemudian jaringan saraf yang meneruskan impuls yang menuju ke atas (ascendens), dari medulla spinalis ke batang otak dan thalamus. Yang terakhir hubungan timbal balik antara thalamus dan cortex.
Ø  Modulasi yaitu aktivitas saraf utk mengontrol transmisi nyeri. Suatu jaras tertentu telah diteruskan di sistem saran pusat yang secara selektif menghambat transmisi nyeri di medulla spinalis.
Ø  Persepsi, Proses impuls nyeri yang ditransmisikan hingga menimbulkan perasaan subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas. bahkan struktur otak yang menimbulkan persepsi tersebut juga tidak jelas.
 
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a)    Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan.
b)   Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.

Senin, 23 September 2013

HimkaNU


Minggu, 22 September 2013

STANDARD OPERATING PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN INFUS

 



STIKES
Nahdlatul Ulama Tuban

STANDARD OPERATING PROSEDUR (SOP)

PEMASANGAN INFUS




PROTAB
No. Dokumen :
No. Revisi : -
Halaman :
Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)
NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian
Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan waktu yang lama dengan menggunakan seperangkat alat infuse.
Tujuan
1.      Sebagai tindakan pengobatan
2.      Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
Indikasi
1.       pasien dengan dehidrasi
2.       pasien sebelum dan sesudah transfuse darah
3.       pasien pra, selama, dan pasca bedah sesuai dengan program pengobatan
4.       pasien yang tidak bisa minum/makan melalui mulut
5.       pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus melalui infus
Petugas
Petugas kesehatan atau petugas perawatan.
Persiapan alat
1.      Baki dan alasnya
2.      Korentang pada tempatnya
3.      Seperangkat infus steril
-          Infuse set
-          Surflo/abocath/wing needle, venflon
-          Cairan steril
4.      Standart infuse
5.      Pinset dalam bak instrument
-          Pinset sirugis
-          Pinset anatomis
6.      Kasa steril 2x2 cm pada tempatnya
7.      Betadin
8.      Kapas alcohol pada tempatnya
9.      Plester / hypafix
10.  Gunting
11.  Pembalut / verband
12.  Bengkok
13.  Perlak
14.  Pembendung / tourniquet
15.  Sarung tangan
16.  Bidai (K/P)
17.  Tali pengikat (K/P)
Prosedur
A.    Tahap PraInteraksi
1.      Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2.      Mencuci tangan
3.      Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B.     Tahap Orientasi
1.      Memberikan salam pada keluarga
2.      Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada pasien dan keluarga

C.    Tahap Kerja

1.      Mencuci tangan
2.      Mengisi selang infuse
-          Peralatan di dekatkan
-          Memeriksa etiket cairan infuse
-          Mencuci karet penutup botol cairan infuse
-          Pengatur tetesan infuse ditutup, jarak ± 2-4 cm di bawah ruang tetesan
-          Menusukkan set infuse ke dalam botol infuse sedalam mungkin dan pertahankan sterilitas kedua ujung
-          Ruang tetesan diisi ½, jangan sampai terendam
-          Mengisi cairan ke selang infuse jangan sampai ada udara yang masuk
3.      Melakukan vena pungsi
-          Perlak dan alasnya dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infuse
-          Tentukan lokasi vena, cari vena paling ujung/paling tepi
-          Kaji tempat penusukan (cari, periksa dan raba vena yang tepat)
-          Pasang torniket 10-20 cm di atas tempat tusukan
-          Pasien di mohon untuk mengepalkan tangan
-          Gunakan sarung tangan
-          Bersihkan daerah tusukan dengan kapas alcohol
-          Antiseptic daerah tusukan dengan kapas alcohol dari tengah ke luar
-          Tangan yang tidak dominan menekan vena di bawah daerah tusukan
-          Menusukkan jarum dengan sudut ± 15-30°, jika jarum telah menembus kulit ubah posisi jarum sejajar dengan kulit dan tusuk ke vena ± ½ - 1cm
-          Jika darah telah masuk lumen jarum, kemudian jarum penuntun dikendurkan/ditarik sedikit, dorong perlahan-lahan kateter infuse sampai posisi tepat tanpa memasukkan lagi jarum penuntun
-          Buka pembendung dan lepaskan genggaman tangan pasien kemudian sambungkan selang infuse dengan ujung kateter dan buka pengatur tetesan (infuse 1 & 2 flm)
-          Bila tetesan lancer periksa daerah sekitar penusukan apakah terjadi tanda-tanda infiltrasi
-          Bila tidak ada infiltrasi, fiksasi dan balut kateter infuse dengan kasa steril + betadin dan di plester (infuse 3 flm)
-          Lingkarkan selang dan fiksasi dengan plester
-          Pasang bidai dan pembalut (K/P)
-          Pasang tali pengikat (K/P)
-          Mengatur tetesan infuse sesuai dengan terapi
-          Setelah pemasangan infuse selesai, pasien dirapikan posisinya
-          Peralatan dibersihkan, dibereskan, dan dikembalikan ke tempat semula
-          Mencuci tangan
-          Mencatat tanggal dan jam pemberian, macam cairan
-          Mengobservasi reaksi pasien
D.    Tahap Terminasi
1.      Melakukan evaluasi tindakan
2.      Membereskan alat-alat
3.      Mencuci tangan
4.      Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Referensi
 -

Selasa, 17 September 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BRONKHITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BRONKHITIS
2.1 Pengertian

v  Bronkitis akut:
                Adalah penyakit pernapasan obstruktif yang sering dijumpai yang disebabkan inflamasi pada bronkus.Penyakit ini biasanya berkaitan dengan infeksi virus atau baktei atau inhalasi iritan seperti rokok dan zat-zat kimia yang da di dalam polusi udara. Penyakit ini memliki karakteristik produksi mukus yang berlebihan.
v  Bronkitis Kronis
                Adalah gangguan paru obstruktif yang ditandai dengan produksi mukus yang berlebihan di saluran napas bawah yang menyebabkan batuk kronis.

Pentingnya Konsumsi Air Putih

Hari Gini Jangan malas minum air ya, sebab banyak minum bisa memberi Anda berbagai manfaat kesehatan. Minumlah paling sedikit 8 gelas dalam sehari. Air tidak hanya akan membersihkan tubuh Anda dari dalam tetapi juga akan membuat kulit dan rambut lebih sehat.

Dikutip dari Times of India, berikut ini beberapa manfaat sehat yang bisa Anda peroleh dengan minum cukup air:

1. Menghindarkan Anda dari Berat Badan Berlebih

Minum banyak air tidak akan membuat tubuh menjadi gemuk. Justru Anda akan makan dalam jumlah yang lebih sedikit karena air telah memenuhi perut Anda.

2. Membersihkan Tubuh

Langsung minum air putih setelah bangun tidur di pagi hari akan membantu membersihkan usus Anda. Dengan begitu, usus Anda lebih siap mengambil semua nutrisi yang Anda konsumsi sepanjang hari.

3. Membuat Sel-sel Baru

Tubuh Anda membuat sel-sel baru setiap hari dan air yang Anda minum bisa membantu produksi sel-sel baru. Hal ini juga memungkinkan otot-otot Anda untuk tumbuh lebih cepat setelah berolahraga.

4. Meningkatkan Metabolisme

Air bisa meningkatkan metabolisme. Jadi minumlah 2 gelas air di pagi hari sebelum Anda beraktivitas agar metabolisme tubuh berjalan lebih baik.

5. Menyembuhkan Sakit Kepala dan Infeksi

Saat sakit, Anda perlu lebih banyak minun. Sebab air tidak hanya bermanfaat melawan infeksi namun juga membuat Anda cepat sembuh. 

Sakit kepala terkadang diakibatkan karena tubuh kekurangan cairan, nah minum cukup air akan membantu Anda pulih kembali. Karena itu kapan pun Anda merasa tidak enak badan, minumlah satu atau dua gelas air sebelum minum obat.(vit/up)