Nyeri didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang
pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association
for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang
tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun
potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Teori Specificity “suggest”
menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesifik yang muncul karena adanya injury
dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan sentral melalui
reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord.
Sifat-Sifat Nyeri
1. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
2. Nyeri bersifat subyektif dan individual
3. Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar
X atau lab darah
4. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan
melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien
5. Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan
seperti apa rasanya
6. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
7. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan
jaringan
8. Nyeri mengawali ketidakmampuan
9. Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan
manajemen nyeri jadi tidak optimal
Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri
sebagai berikut :
1. Nyeri bersifat individu
2. Nyeri tidak menyenangkan
3. Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
4. Bersifat tidak berkesudahan
v Reflek Nyeri
Banyak teori berusaha untuk menjelaskan
dasar neurologis dari nyeri, meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan
secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau diserap.
Ø Transduksi adalah
proses dimana stimulus noksius àaktivitas elektrik reseptor terkait.
Ø Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga
komponen saraf yaitu saraf sensorik perifer yang meneruskan impuls ke medulla
spinalis, kemudian jaringan saraf yang meneruskan impuls yang menuju ke atas
(ascendens), dari medulla spinalis ke batang otak dan thalamus. Yang terakhir
hubungan timbal balik antara thalamus dan cortex.
Ø Modulasi yaitu aktivitas saraf utk
mengontrol transmisi nyeri. Suatu jaras tertentu telah diteruskan di sistem
saran pusat yang secara selektif menghambat transmisi nyeri di medulla
spinalis.
Ø Persepsi, Proses impuls nyeri yang ditransmisikan hingga
menimbulkan perasaan subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas. bahkan
struktur otak yang menimbulkan persepsi tersebut juga tidak jelas.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor
dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus),
somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya
yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan,
nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan
didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua
komponen yaitu :
a)
Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat
(kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang
akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan.
b)
Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat
(kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam,
nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.